Copyright © Days Journal
Design by Dzignine
Kamis, 23 Oktober 2014

Bahagia itu sederhana

Kebahagiaan itu sederhana dan simpel..
Sesimpel saat ngepump di malam hari kemudian penjaga game center nya kasih kredit gratis
Sesimpel pas belanja dapat tongkol atau pindang di pasar
Sesimpel saat bu yuni, ibu-ibu yang kos di kamar atas yang suka masak, memberi lauk untuk makan malam

Sesederhana saat nginep di kos an teman kemudian karaokean dan tidur berguling guling
Sesimpel berhasil masak menu baru di kos *lagi demam chinese food* *hidup kwetiau*
Sesederhana saat mbak-mbak kos meludeskan makanan yang kumasak karena mereka bilang itu enak
Senin, 13 Oktober 2014

Apa aku sudah terlihat bahagia?

apa aku sudah terlihat bahagia?

Pertanyaan itu mengakhiri pembicaraan ngalor ngidul nya barusan tadi. Cerita lucu, nostalgia, sampai harapan dan impian yang ingin kamu raih. Sudah 8 bulan kamu disini, meninggalkan keluarga di jawa tengah sana. Meninggalkan karir yang gemilang di instansi swasta untuk memulai hidup sebagai PNS di kota ini. Tempat yang sama sekali berbeda dengan tempat asalmu, baik budaya dan tipikal manusianya.

Namanya juga tempat baru, perjuangan harus dimulai dari nol. Bagi orang2 yang belum pernah mengecap zona aman mungkin perlakuan sebagai orang baru itu biasa. Tapi lingkungan yg baru ini kau dapati sangat berbeda dengan lingkunganmu dulu yang Agamis,alim dan tepo sliro. Kamu mendapati masalah-masalah klasik dalam organisasi dan banyak masalah lain.

Sebelumnya kamu begitu pesimis. Kapan aku bisa pulang, kapan aku bisa mutasi? Sepertiny itu topik favorit kita kalau sudah asyik bercurhat2 ria di kamar atau asrama dulu saat prajab. Perlahan lahan kita menyadari bahwa segala sesuatu yang kita jalani sekarang tidak berarti apa-apa kalau hati kita belum dilingkupi keikhlasan. Keikhlasan dan kebahagiaan dalam mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa.

Senin, 06 Oktober 2014

Tidak semua mimpi.

Mimpi...harapan dan doa. Sesuatu yang kita inginkan untuk terjadi, cepat atau lambat. Namanya juga mimpi, terkadang tidak semua bisa terkabulkan.

Terkadang kita butuh dijatuhkan berkali-kali hanya agar kita bisa terbangun dari mimpi. Terbangun dari segala angan-angan yang tidak nyata. Sekali...2 kali... 3 kali pertanda belum cukup untuk beberapa orang.

Mereka kira dengan usaha yang lebih keras sekali lagi, tujuan mereka... apa yang mereka harapkan dapat tercapai. Di satu sisi harapan dan tujuan yang mereka perjuangkan justru makin menjauh. Menjauh dan terus menjauh segaris dengan perjuangan yang tanpa henti untuk menggapainya.

Seakan akan lupa akan segala yang pernah dilalui. Alasan-alasan dan pendapat yang berlogika mulai menyeruak. Mengakhiri mimpi dan memaksa untuk memulai hidup yang lebih realistis.

Saat kemudian akhirnya terbangun dan menyadari bahwa sudah cukup lama kita bermimpi. Kita pun menyadari..Ada batas dan pembeda yang jelas antara sesuatu yang ingin digapai atau hanya sekedar impian kosong yang menolak diperjuangkan. Kita menyadari mana impian yang layak untuk diperjuangkan dan mana impian yang tidak. Kita tersadar bahwa jangan sampai mudah untuk bermimpi, karena saat kamu terlalu fokus untuk mengejarnya kamu jadi sukar membedakan batas antara mimpi dan impian kosong dengan kenyataan.

Dan...Doa-doa tanpa henti hari-hari itu pun harus terhenti. Karena kamu tahu, yang terbaik bukanlah terkabulnya doa-doamu, tapi bagaimana kamu menyikapi kegagalan dlm menggapai impian dan pelajaran yang kamu petik dari situ.


.ajeng.

posted from Bloggeroid