Copyright © Days Journal
Design by Dzignine
Minggu, 14 Juli 2013

Senang mengenalmu, Dek..


Beberapa hari yang lalu saat ngecek timeline di Facebook, mataku ga sengaja melihat posting status dari seseorang yang kukenal, lebih tepatnya sempat kukenal di tahun 2010-2011. Seorang anak yang umurnya lebih muda dariku 2 tahun yang ngga pernah aku kenal di dunia nyata. Heem, kami awalnya kenal lewat blog dan diteruskan dengan obrolan seru di Facebook.

Namanya Dwiky Ardhani, asal Kudus. Aaaa, tiba-tiba terlintas gimana awalnya kami bisa kenal lewat dunia maya hingga message-message an di FB. Semuanya karena hobi kami yang sama, Nge-Pump alias main Pump It Up (PIU), Game Dance yang biasanya ada di game center asal Korea itu.
Ceritanya di tahun 2010, aku sempat menulis sebuah posting yang ga jelas mengenai PIU. Tahun 2010 itu memang tahun awal aku kenal dengan permainan yang sangat menyenangkan dan addicted ini.
1044240_1754041621401413_410571027_nGa diduga ternyata post tentang Pump It Up itu mengundang ketertarikan beberapa orang yang berhobi sama, salah Satunya Dwiky. Dia pumper (sebutannya orang yang main Pump) asal Kudus yang waktu itu masih kelas 2 SMA, sedangkan aku sendiri pada waktu itu sekitar tahun pertama kuliah. Dwiky sempat berkomentar juga di post itu yang isinya menggambarkan gimana dia juga sangat suka main pump di Kudus. Beberapa hari kemudian, ternyata dia add FB ku, memang badge facebook sengaja kupasang di blog saat itu.

Setelah kukonfirm, dia mengirimkan pesan perkenalan bahwa dia adalah pumper asal Kudus yang masih beginner. Waktu itu pun aku juga masih beginner, sekitar level 6, sedangkan dia kalau tidak salah level 4. Mulailah kami ngobrol ngalor ngidul tentang hobi kami ini. Mulai dari Mesin PIU apa yang ada di GC (game center) di kota masing-masing, gimana caranya cepat naikkin Level, Lagu apa yang biasanya dimainkan, speed yang paling enak, dan trick-trick di tiap lagu. Yang paling kuuingat, dia sempat ngomong kalau dia pingin coba main pump di Malang karena mesin Pump di GC Malang pada waktu itu adalah Pump It Up NX2, sedangkan di Kudus kalau tidak salah masih NX. Sekedar informasi, bila jenis mesin Pump berbeda otomatis lagu yang ada di dalamnya juga ada perbedaan, yang paling baru di tahun 2013 sendiri sudah PIU Fiesta 2.

Akhir 2010 adalah tahun sibuk-sibuknya aku sebagai seorang Maba yang juga terlibat di beberapa organisasi mahasiswa. Intensitasku main Pump, yang memang cuma bisa dimainkan di game center, pun berkurang. Kami mulai jarang komunikasi, selain itu aku pun jarang buka FB.
Sampai suatu hari dia mulai message lagi mengabarkan kalau dia sudah naik level sekitar level di atas 10. Dan saat itu aku tetap stagnan wkwkwk…maklum jarang latihan. Kelihatan sekali dia sangat senang atas pencapaiannya, memang untuk bisa naik level butuh pengalaman dan latihan yang nggak sebentar. Beberapa kali Dwiky sempat nge-tag video saat dia ngepump di wallku. Kalau tidak salah dia main level 16 Single, lagunya aku lupa. Hebat banget dalam beberapa minggu newbie bisa langsung loncat jadi dewa (sebutan unofficial untuk pumper yang levelnya tinggi-tinggi, haha)
Dari Awal tahun 2011 Dwiky yang biasa kupanggil Dek ini juga sempat ngucapkan selamat ulang tahun di wall FB ku.

1
Semenjak itu intensitas ngobrol semakin berkurang dan bahkan tidak pernah lagi. Setahun sejak itu, akhir tahun 2012,aku mendengar kabar terakhir dari dek Dwiky. Aku sering scroll timeline untuk ngecek melihat gimana bermacam-macamnya pemakai FB, biasanya kalau ada status alay atau tidak pantas langsung kuremove atau unfriend. Sudah jadi kebiasaan sih, bersih-bersih timeline. Mouseku terus ku-Scroll bawah, sampai akhirnya mataku tertegun pada satu status. Statusnya Dwiky.

“Sudah sejak …… hari semenjak kepergian pemilik FB ini ” (lupa berapa hari)
Iyaa, Kaget banget. Langsung saja aku buka Profilenya yang ternyata sudah ramai post dari teman temannya yang masih berduka. Terlihat cover FBnya bertuliskan Rest In Peace. Dari situ aku tahu, Dwiky telah meninggal dunia pada tanggal 24 Februari 2012. Menurut yang aku baca, ia meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Dan aku baru mengetahuinya beberapa bulan kemudian.

2

Walau aku bukan teman dekatnya dan hanya seseorang kenalan yang mengenalnya lewat dunia maya, aku juga merasakan kehilangan. Mungkin aku tidak terlalu mengenalnya tapi berdasarkan obrolan kami dulu, rasanya dia sudah seperti adik sendiri (Adikku sendiri kelahiran tahun 1994, ga beda jauh). Gimana semangatnya dia saat membahas dan main PIU yang cuma kulihat lewat video. Dia anak yang periang, supel dan menyenangkan. Setidaknya itulah kesanku padanya. Dan kesan itu bukan hanya aku yang merasakannya, tapi juga teman-temannya. Hari itu aku baca semua post dari update statusnya yang terakhir hingga yang paling baru. Banyak sekali post dari teman-temannya yang merasakan kehilangan, bahkan sampai hari ini, di tahun 2013. Itu membuktikan bahwa ia adalah anak yang disayangi banyak orang semasa hidupnya.

imageimage

FB Dwiky sendiri masih aktif hingga saat ini dan dikelola oleh kakak dan keluarganya. Mungkin kita tidak terlalu saling mengenal, tapi cukup banyak kesan dan renungan yang bisa aku ambil darimu. Dari dunia aku hanya bisa mengirim doa untukmu. Kamu adek yang sangat berkesan, karena kamu adalah teman pumper luar kota pertamaku. Selamat jalan Dwiky, semoga segala dosamu diampuni dan segala amal ibadahmu diterima oleh Allah.

Berapa Umur manusia dan dengan cara apa kita mati memang tidak ada yang bisa memprediksi dan mengetahui selain Allah. Tidak ada rumus ‘yang tua mati duluan’, sayangnya mungkin kita sendiri kadang masih sombong dan membangga-banggakan umur yang masih muda untuk bersenang-senang dan menganggap ibadah baru dilakukan di saat tua nanti. Padahal saat mati, yang kita bawa hanyalah amalan ibadah kita. Mungkin kita akan dikenang oleh banyak orang hanya, tapi pada satu titik tertentu (bila belum kiamat) maka semua orang yang mengenal kita pun akan mati. Lantas siapa yang akan mengirim doa pada kita? Yang bisa menyelamatkan kita adalah diri kita sendiri. Mari perbanyak amal dan ibadah sehingga kita siap menghadapi mati. Saat kita mati, semoga kita dalam keadaan khusnul khotimah. Semoga kita siap dengan kehidupan di akhirat dan pertanggung jawaban kelak.

Semoga ada hikmah yang dapat diambil dari cerita di atas ya..



_ajeng_


*ditulis setelah terinspirasi dari khutbah Sholat teraweh 13-7-2013 yang bertemakan kematian.

4 komentar:

  1. Innalillahi wainna ilaihi rajiun.
    Pasti kamu sangat kaget sob.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kaget banget awalnya, tapi yang namanya manusia pasti akan meninggal, sekarang hanya bisa mendoakan..

      Hapus

Tinggalkan komentarmu ya..^_____^