Copyright © Days Journal
Design by Dzignine
Sabtu, 16 Januari 2016

Opini tentang Kesyahidan

Belakangan saya suka ngecek hastagh yang berkaitan dengan bom sarinah di IG. Tadi pagi saya nggak sengaja nyasar ke foto salah satu teroris yg diambil saat ia sudah meninggal (sepertinya tertembak, karena jasadnya utuh). Iya, dia si teroris pria berkaos biru tua yg sebelumnya menenteng senjata laras panjang. Foto yang hanya menampakkan separuh badan ke atas itu ramai sekali dengan hujatan dari netizen. Yang menarik, ada sebagian kecil netizen yang memuji dan menganggap ia mati syahid. Syahid? Bagaimana bisa teroris yang membunuh orang awam tidak bersalah mati syahid? Pasti itu pikiran kita pada umumnya.

Bila kita lihat lebih lanjut foto itu, memang raut muka si teroris seakan tersenyum atau setidaknya menampakkan raut muka yg damai tanpa kesakitan. Yang mana fenomena fisik itu adalah salah satu tanda dari mati syahid, mati dengan cara khusnul khotimah di jalan Allah.

Nah ini yang ingin saya bahas.

Saya pernah membaca artikel dari seseorang yang mengikuti prosesi pemakaman Amrozi cs. Ingat Amrozi dan Imam Samudra? Yap, pelaku bom bali tahun 2002. Amrozi cs dieksekusi hukuman mati dengan cara ditembak pada tahun 2008. Di tulisannya, Si penulis mengemukakan bahwa terdapat berbagai keanehan di prosesi pemakaman mereka. Diantaranya, saat pemakaman, cuaca begitu redup dan terdapat awan yang mengikuti pengantaran jenazah hingga liang lahat. Raut muka mereka pun begitu damai dan seakan tersenyum. Padahal salah satu permintaan terakhir mereka adalah dieksekusi (ditembak) tanpa menggunakan penutup kepala. Artinya mereka melihat langsung bagaimana peluru menerjang jantung mereka. Logikanya, menurut saya manusiawi bila mereka menunjukkan raut muka ketakutan di akhir hidupnya. Namun jenazah mereka menampakkan raut muka damai dan tersenyum. Hal aneh lainnya adalah terdapat 2 burung yang mengikuti proses mulai dari saat jenazah disemayamkan hingga dimakamkan. Untuk alasan terakhir saya belum paham apakah itu juga termasuk tanda2 kesyahidan seseorang. Tapi untuk alasan yang lain, saya kira itu adalah tanda2 syahid yang paling umum kita ketahui.

Mungkin, kita sebagai manusia yang memandang dari sudut keimanan dan mata seorang awam, terorisme, bagaimanapun bentuknya dan dipandang dari ajaran agama manapun adalah suatu dosa besar. Menghilangkan nyawa seseorang secara sengaja adalah suatu tindakan barbar dan tidak manusiawi. Namun bagaimana dengan tanda-tanda kesyahidan dari orang-di atas. Menurut saya menilai syahid tidaknya seseorang bukanlah kapasitas manusia. Ada banyak hal yang tidak kita ketahui bagaimana pribadi orang tersebut. Ada cerita seorang wanita (maaf) pelacur di jaman Nabi yang masuk surga karena memberi makan seekor kucing. Bila Allah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin. Kita tidak tahu tindakan apa yang dapat menyeret kita ke surga, begitu pula sebaliknya.

Daripada kita menghujat orang yang telah tiada. Berdebat masalah kesyahidan seseorang dan menjudge seseorang dari satu sisi di hidupnya. Marilah kita mengurus diri kita sendiri, agar umur yang tersisa ini lebih barokah dan terisi dengan hal-hal yang lebih bermanfaat.

#kamitidaktakut #bomsarinah #syahid #opini #terorisme

posted from Bloggeroid

2 komentar:

  1. akhirnya aktif lagi... --"

    hmm...paragraf terakhirnya super sekali...

    BalasHapus
  2. orang2 ini didoktrin utk merasa yang mereka perjuangkan adalah kebenaran yang menjamin surga... wajar saja jika bisa mati dengan senyuman dan penuh keberanian..

    tapi kembali lagi.. membunuh orang adalah dosa... terlebih orang2 yang tidak bersalah yang jadi korban...

    kita petik hikmahnya sajah.. orang2 ini rela mati demi yang mereka yakini sebagai 'kebenaran'.. seandainya kita yang tahu apa itu kebenaran juga rela mati demi menegakan kebenaran yang benar dengan cara2 yang penuh kasih tentu dunia ini lebih indah...


    Nonton Bola Makin Seru Sama Kita

    BalasHapus

Tinggalkan komentarmu ya..^_____^