Skizofrenia? apa itu? mungkin beberapa diantara kalian sudah tahu tentang penyakit ini. Alkisah beberapa minggu yang lalu aku sempet menjenguk teman kakak yang sedang sakit, sebut saja namanya mb Bunga . Saat itu aku belum tahu penyakit yang diidap Mb Bunga. Dari fisiknya, dia ga terlihat seperti orang sakit. Bercanda-bercanda biasa, ingat semua nama orang yang bertamu ke rumahnya, tutur kata dan sikap juga sopan. Pas kami bertamu, mb Bunga sedang mendengarkan ayat-ayat Alquran dari Hpnya. Saat ditanya, katanya dia bisa tenang cuma kalo mendengarkan ayat suci AlQuran. Sebelum bertamu kesana, dengar-dengar katanya mb Bunga menunjukkan tanda seperti orang kesurupan, ngomong-ngomong sendiri, ngamuk, tiba-tiba nangis, dsb. Jadi agak kaget juga melihat dia yang layaknya orang normal. Cuma ada satu yang aneh, mukanya datar..maksudnya dia ga menunjukkan ekspresi.Tapi beberapa hari kemudian akhirnya ketahuan juga penyakit mb Bunga. Katanya dia kena skizofrenia.
Skizofrenia berarti jiwa yang terbelah atau split of personality, karena penyakit ini memang menyebabkan penderitanya seolah-olah punya jiwa yang lain atau berkepribadian ganda. Ada 2 pendapat yang beredar, ada yang bilang penyakit ini adalah penyakit seumur hidup, alias tidak dapat disembuhkan, namun ada juga yang berkata sebaliknya. Tapi aku lebih mengikuti paham kedua, karena apapun bisa terjadi dengan izin Allah SWT.
Diperkirakan, skizofrenia disebabkan oleh adanya gangguan di otak, yaitu di daerah yang disebut dengan sistem linbic, yaitu suatu sistem yang mengurusi masalah pikiran, perasaan, dan pergerakan. 75% Penderita skizofrenia ditemukan pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini adalah masa pencarian jati diri dimana emosi masih labil. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri. Masalahnya penyakit ini benar-benar sulit dideteksi, karena hampir sama dengan gejala penyakit jiwa lainnya dan paham masyarakat Indonesia yang sering mangaitkan halusinasi dengan dunia klenik. Padahal apabila segera ditangani, ada kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan.
Gejala yang menandai munculnya penyakit ini bermacam-macam, mulai dari tanda yang ringan sampai berat. Antara lain selalu menyendiri dan menarik diri dari pergaulan dengan lingkungan sekitarnya, mengalami kemunduran dalam bekerja atau belajar, emosi mendatar atau terus menerus membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan dunia gaib tanpa sebab. Misalnya, mengaku diri sebagai utusan Tuhan padahal bukan, selalu ingin marah tanpa sebab, atau memiliki halusinasi. Halusinasi yang paling sering muncul adalah halusinasi pendengaran, yaitu penderita merasa diajak berbicara oleh suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Kalau dalam satu minggu berturut-turut yang bersangkutan mengalami halusinasi pendengaran, hampir bisa dipastikan dia menderita skizoprenia.
Mb Bunga sendiri waktu SMP sempat mengalami gejala skizofrenia, yakni halusinasi. Namun sayangnya gejala itu tidak begitu diperhatikan dan hanya dianggap sebagai gangguan jin. Apalagi saat itu ia jauh dari pengawasan keluarganya dan tinggal di pondok pesantren.
Sampai saat ini belum ditemukan cara untuk mencegah munculnya skizofrenia. Maka yang bisa dilakukan hanyalah supaya orang tua bisa lebih peka melihat gejala ini sedini mungkin, sebab kalau gejala ini diketahui sedini mungkin dengan pengobatan dan sebagainya, maka dilusi dan halusinasi itu bisa dikurangi.
Penderita penyakit ini diharuskan untuk mengonsumsi obat yang dapat meredam halusinasi dan dilusi. Kalaupun akhirnya muncul, tidak akan sering muncul. Sama seperti yang terjadi pada mb Bunga yang langsung berubah kepribadian bila tidak minum obat. Selain obat-obatan yang harus dikonsumsi setiap hari, dukungan dari lingkungan, terutama keluarga sangat membantu dalam penyembuhan penderita skizofrenia.
Keluarga mesti mengakui bahwa, misalnya, anaknya bermasalah. Ini salah satu hal yang tidak mudah diakui oleh orang tua. Langkah kedua adalah membawanya ke psikiater dan dokter yag akan memberikan obat sesuai dengan gejalanya. Kadang penderita skizofrenia tidak selalu mau makan obat, jadi kita harus memaksa dia untuk memakannya karena begitu dia tidak mau makan obat, maka tinggal tunggu waktu gejala delusi dan halusinasinya akan kembali lagi.
Keluarga perlu memikirkan pengaturan dan perawatannya, sebab orang tua tidak bisa selamanya merawat anak ini. Hal yang disarankan adalah sebaiknya, kalau orang tua sudah mulai tua dan sebagainya, dia dirawat di dalam rumah perawatan. Asal kita bisa percaya bahwa rumah perawatan itu akan merawatnya dengan baik, mungkin itu adalah jalan keluar yang terbaik dan dia bisa tinggal di sana, punya kamar sendiri, mendapatkan perawatan, obat, dan kalau dia tidak mau minum obat, dia bisa disuntik dan sebagainya, sehingga dia lebih terkontrol.
Ada yang bilang apabila orang tua memiliki bibit/ gen skizofrenia, kemungkinan anaknya mengidap skizofrenia akan lebih besar timbang orang lain yang tak memiliki gen. Selain itu, tekanan psikologis juga mempengaruhi tingkat keparahan penyakit ini. Setelah ditelusuri keluarganya, ternyata mb bunga memiliki masalah yang cukup membebani pikirannya. Ia punya pacar yang berlainan agama, sedangkan mereka sudah pacaran 3 tahun tanpa diketahui keluarganya yang tergolong sangat religius. Ditambah lagi dia juga sedang mengerjakan skripsi, tertinggal 1 tahun dari teman-teman seangkatannya. MUngkin saja dia mengalami stres karena hal-hal tersebut.
Dari pengalaman mb Bunga, kita bisa belajar. Akan lebih baik apabila kita tidak memendam masalah sendirian dan senantiasa mendekatkan diri padaNya. Kalau ga bisa curhat sama orang lain, mending curhat
sama Allah, lebih mantap dan dijamin kerahasiaannya.
Pahami gejalanya dan obati sedini mungkin. Jangan menyerah dan selalu berusaha untuk mendapatkan kesehatan. Semoga nantinya mb Bunga bisa sembuh seperti sediakala dan keluarganya dapat tabah menerima keadaannya. Amin. Teman-teman doakan juga ya..
_ajenk_
Siapa tuh mbak anda? BTW, temen mbak-mu ada yang beneran namanya Bunga loh--dan sepertinya normal2 saja. Ganti alias gih, nyeret2 nama tetangga ndiri ni
BalasHapushehe
Lain kali bahas splitting personality yaw, request,, request,,
apanyo...
BalasHapussulit skali mencari nama alias..
aku kn g knal mbk bunga...
ntr tak gnti mb raflesia ws..
mwne ntr nulis ttg penyakitnya si orphan...nakutin..
Hooo, yang kayanya pernah dibahas di suatu program import di metro TV tuh??
BalasHapusYah, gantilah jadi Refflesia Arnoldi. Tu warga RW sebelah dik, adikny kan temenny dik Ardhya
yah memang kebanyakan keluarga tidak peka dengan adanya halusinasi dini, ya selain keluarganya kita sebagai orang yg ada disekitarnya juga harus mendukung untuk kesembuhannya. Karena kebanyakan masyarakat malah menjauhi penderita skizofrenia.
BalasHapus*disayangkan sekali...