Copyright © Days Journal
Design by Dzignine
Minggu, 02 Mei 2010

Alice in Wonderland, still ‘the usual’ Johnny Deep..

AW_Title w-Disney_wAgak ‘kasep’ (baca: ketinggalan) untuk membahas film ini, gara-garanya baru beberapa hari ini diputar di bioskop Malang. Tapi tetap tidak menurunkan minat untuk menonton secara’halal’ (baca: tidak mendownload) bagi para penggemar Johnny Deep. Apalagi yang nonton gratis. Rejeki memang tidak kemana *bapak-bapak mode:On.

“Ini bukan film anak-anak”, itu yang terlintas setelah film selesai diputar. Banyak yang bilang versi Tim Burton terlalu kelam dan gelap. Tapi memang katanya film ini membidik remaja dan dewasa sebagai pasar penonton. Sebenarnya aku tak pernah suka sama cerita Alice, karena terlalu complicated untuk cerita anak-anak(jaman SD bacanya).  Ditambah lagi nama-nama tokohnya yang sulit dilafalkan. Di pikiranku jaman SD cerita ini terlalu menakutkan. Dan penggambaran Tim Burton entah kenapa hampir mirip dengan visualisasiku tentang Alice in Wonderland saat jaman SD. Mungkin efek gara-gara kebanyakan nonton film thriller…*anak sd macam apa…

Bagi anda yang Caulrophobia mungkin akan sedikit takut saat menonton,  karena tokoh-tokoh di Alice in Wonderland kebanyakan mukanya kayak badut. Kualitas gambarnya keren (terlepas dari mutu rol filmnya yang sudah diputar berkali-kali). Banyak warna di film ini, karena settingnya sendiri di dunia fantasi yang berwarna-warni. Setting Inggris jaman Marie Antoinette di awal cerita cukup jelas tergambar, tapi setting tsb langsung buyar begitu masuk ke inti cerita. ...

Filmnya sendiri, kataku, sedikit kurang berkesan. Memang filmnya bagus, tapi entah kenapa tak membekas, keluar bioskop, filmnya sudah terlupakan. Pesan ceritanya cuma disampaikan dengan porsi waktu yang sangat sedikit di akhir cerita. Itupun agak ga jelas. Penokohan untuk karakter-karakter pembantu, seperti hewan-hewan juga kurang detail. Seakan-akan si sutradara menganggap semua penonton sudah mengetahui cerita Alice, padahal ada orang-orang macam aku yang belum tahu cerita lengkapnya, khususnya cerita versi dongeng/ masa kecilnya si alice. TT__TT. Atau jangan-jangan hanya aku yang tak tahu…*suara jangkrik…


s3-alice-in-wonderland-2010-wallpaper-ekd.com Tokoh-tokohnya sendiri yang paling berkesan mungkin si Absalom, blue caterpillar alias ulat biru bijak yang di setiap penampakannya selalu sedang merokok. Saking GJ-nya aku jadi ngefans. Apalagi pengisi suaranya Alan Rickman, pemerannya Snape di Harry Potter yang suaranya bisa meninabobokan kita (he..?). Ada juga Esh, kucing yang bisa terbang dan menghilang, Baru kali ini melihat kucing yang bisa membuat orang merasa gemas dan takut di saat bersamaan.

Dipikir-pikir banyak juga pemeran Film Alice yang juga main di Harry  Potter. Selain Alan Rickman, yang cuma muncul sebagai pengisi suara, ada Helena Bonham Carter (Bellatrix Lastrange), dan seseorang yang di film Harpot jadi kepala sekolah Beuxbatonk.

2214_11098165226 Johnny Deep sendiri, yang disini berperan sebagai Mad Hatter, masih seperti yang ‘biasanya’. Tetap dengan karakter GJ, menakutkan, aneh, psycho, dkk. Masih ingat Edward the scissor hand, Secret Window, Charlie and the Chocolate Factory, Sweeney Tood, dan Pirates of Carribean? Semuanya menampilkan Johnny Deep yang seperti itu. Memang dia spesialis peran watak. Bagiku aktingnya di film ini seakan-akan gabungan dari semua film yang disebutkan di atas. Psycho seperti di Sweeney Tood (sadis malah), kelam kayak Willy Wonka, GJ kayak Jack Sparrow, tidak tertebak kayak Edward, dan berkepribadian ganda seperti di secret window. Memang hebat bung Johnny ini, lama-lama hampir setara dengan  Anthonny Hopkins yang bisa membuat penonton membela sekaligus membenci karakternya di waktu bersamaan.

Tapi tetap, walau didukung oleh aktor-aktris kawakan kayak duo Helena B.C – Johnny D., filmnya kurang berkesan. Padahal banyak lo yang mengharapkan duo itu menampilkan sesuatu yang ‘wah’ kayak di sweeney tood. Mungkin akan lebih bagus bila Alice versi masa kecil juga dibuat filmnya. Setahuku belum pernah dibuat versi Hollywoodnya. Biar saat menonton versi Tim Burton, paling tidak kita aku sudah punya sedikit pengetahuan tentang Alice.

jadi menurut anda?


Score : 2/5......*jahatnya...


_ajenk_

8 komentar:

  1. anak SD macam apa kamu Jeng???ckckckck

    BalasHapus
  2. kata2 yg sama kukemblikn pdmu..
    ank sd mcm ap yg ngefans brt ma rey..rey...naldi..??

    ni pke akunny L..

    _ajenk_

    BalasHapus
  3. sedang ap kw disini saudara rois?
    mencari referensi asd?....hadu2..

    mri berdoa utk kemaslahatan bersm..

    BalasHapus
  4. Sy jg ndak tw ceritanya. :D

    SEMANGAT MENGHADAPI UAS! (uas itu apaan sih?)

    BalasHapus
  5. ajeng : What??What??Whats ur name??kekekeke,, apakah anda berniat mengelak jika saya mengatakan bahwa anda terngesot-ngesot sm rey rey reynaldi.....,
    hahaha

    BalasHapus
  6. @etika:

    aq tak paham...
    semangat wes...

    BalasHapus
  7. Dulu saya juga begitu bersemangat untuk menontonnya, karena banyak orang bilang kalau film nya bagus. Tapi setelah menonton, aduuhh...rasanya biasa saja ya. Nggak terlalu menonjol. Berbeda dengan film2 Deep yang lainnya. Intinya sih, nggak direkomendasikan lah :)

    Female Stuffs
    Mommy Mayonnaise
    Perempuan Rumahan
    Cerita Film

    BalasHapus

Tinggalkan komentarmu ya..^_____^