Copyright © Days Journal
Design by Dzignine
Senin, 21 Oktober 2013

Perbincangan Siang Itu

Jalanan tampak sepi siang itu. Hanya tampak beberapa kendaraan yang hilir mudik siang itu. Pikiranku masih menerawang ke coklat fountain yang tidak sempat aku cicipi di pesta resepsi tadi. Ya, Pesta resepsi pernikahan tetangga satu RT-ku. Tidak biasanya aku ikut ‘buwuh’, mungkin hanya pada saat Ibu berhalangan hadir. Jadilah aku menemani Bapak datang ke resepsi pernikahan. Bukan pekerjaan yang berat, malah menyenangkan. Aku bebas mencicipi berbagai macam hidangan, walau kadang suka kesal karena tidak kebagian kursi. Dan kali ini, resepsi gaya western yang mengharuskan tamunya untuk berdiri saat makan sekali lagi sedikit mengecewakanku, terlepas dari lezatnya hidangan yang disajikan.

“Itu rumah teman Bapak,” kata Bapak sembari menunjuk ke sebuah rumah di pinggir jalan yang termasuk jalanan utama di perumahan ini.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Akhir yang Bahagia?

Belajar tentang kehidupan tidak melulu harus mengalami terlebih dahulu. Pelajaran juga bisa diambil dari pengalaman orang lain. Apalagi cerita yang tidak bahagia, bukan berarti cerita yang akan saya share ini berakhir sedih namun lebih ke…entahlah.. silahkan disikapi sendiri setelah membaca.

Dua tahun yang lalu, sekitar tahun 2011, Ibu saya pernah mengajak saya untuk menjenguk putri salah seorang temannya yang sedang sakit. Bukan sakit fisik, namun lebih ke penyakit mental, nama penyakitnya Skizofrenia. Mungkin teman-teman ada yang sudah pernah baca posting saya tentang penyakit ini dulu. Skizofrenia kadangkali masih disalah artikan sebagai kesurupan atau ‘ketempelan’ dll, karena salah satu gejalanya adalah halusinasi. Dalam kasus anak teman ibu, sebut saja Mbak Bunga, gejala awalnya adalah mendengar suara-suara tak berwujud yang sering membisikkan sesuatu dalam bahasa manusia. Apa yang dibisikkan saya juga kurang tahu. Mbak Bunga sangat ketakutan, terkadang malah berteriak-teriak seperti orang kesurupan di depan umum.

Bagi penonton setia Dunia Lain dan yang hobi dengan perklenik-an, bisa jadi sekarang pikirannya sudah mengarah kesana.. Ya saya paham, karena awalnya saya juga begitu. Tapi ternyata setelah diperiksakan ke ahli psikologi, diketahui bahwa mbak Bunga ini mengidap Skizofrenia, penyakit kejiwaan. Banyak faktor yang menimbulkan penyakit ini. Bisa faktor keturunan maupun guncangan/ stres berat.

Oke, kembali ke pengalaman saya saat menjenguk mbak Bunga. Sesampainya di depan rumah beliau, saya bingung harus berlaku seperti apa, karena itu pengalaman pertama kali saya menjenguk seseorang yang sakitnya bukan sakit fisik.

Jumat, 11 Oktober 2013

Tidak Perlu Tahu

Seorang ibu berjalan tergopoh-gopoh menuruni tangga yang cukup licin karena tergenang air. Seakan tidak mempedulikan keselamatannya ia mempercepat langkahnya seakan ingin segera pergi dari pusat perbelanjaan nomer 1 di Malang itu.  Raut mukanya meringis. Bukan karena kesakitan, tapi karena kesedihan yang sedang melandanya. Sesekali terdengar senggukan dan tangisan yang membuat semua orang yang berpapasan menaruh perhatian padanya.

“Bu, sek to..”

Perhatianku kemudian teralihkan ke belakang. Seorang bapak paruh baya, dengan pakaian kasual, memakai kaos dan celana jeans hitam yang mencoba untuk menyamai jarak dengan ibu tadi. Pakaiannya itu terlihat kontras dengan pakaian si ibu yang mengenakan pakaian PNS dibalut dengan jaket hangat. Tangannya mencoba meraih tangan si ibu. Tapi tiap kali dia berhasil, saat itu juga si ibu mengenyahkan dan mengibasnya seakan-akan ia tidak ingin lelaki itu mendekat dan menghentikan langkahnya. Begitu seterusnya, hingga mereka memasuki parkiran sepeda motor dan hilang di keriuhan manusia.

Adegan bak sinetron itu hanya sepersekian detik, tapi meninggalkan bekas bagi orang-orang yang memperhatikannya. Pertanyaan-pertanyaan klasikal mulai bermunculan dengan liarnya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan ibu itu? Siapa laki-laki di belakangnya yang berusaha membujuknya untuk berhenti? Apakah ibu itu menangis karena disakiti oleh lelaki di belakangnya? apakah ada pihak ketiga? Bagaimana keadaan mereka sekarang? Pertanyaan-pertanyaan itu umum dimunculkan oleh para penikmat sinetron. Adegan tadi pun seakan-akan sengaja disetting hingga mencapai anti klimaks, dimana suatu sinetron bersambung dan dengan kejamnya meninggalkan banyak tanda tanya dan rasa penasaran penontonnya.

Tapi ada yang berbeda, adegan tadi bukanlah cuplikan sinetron atau drama-drama yang suka menge-zoom mimik muka aktrisnya itu. Adegan itu nyata, terjadi di komunitas dan masyarakat kita. Lazimkah kita banyak bertanya? bertanya pada suatu hal yang bukan urusan kita? dan kalaupun kita pada akhirnya mengetahui jawabannya, apa manfaatnya bagi kita? apa hal itu akan membuat kita lega dan bahagia?

Terkadang tidak tahu adalah jawabannya. Dalam artian tidak berusaha untuk mencari tahu atau tidak memaksa untuk tahu. Karena bisa jadi sesuatu yang kita tahu itu tidak sesuai dengan harapan. Bisa jadi, setelah kita sibuk mengira-ngira seperti apa ending suatu cerita, kita terlena dan menganggap sesuatu yang semu menjadi nyata. Atau bisa jadi, setelah kita tahu, kita akan terluka. Dan pada akhirnya kecewa karena kenyataan berbeda dengan estimasi kita. Layaknya kecewa terhadap ending film horor yang selalu mematikan tokoh utama.

Tidak perlu tahu dan tidak berusaha mencari tahu bisa jadi sikap yang melindungi kita dari rasa kecewa bila ternyata script sang Sutradara tidak sesuai dengan estimasi kita.

Teruntuk ibu dan bapak di sore itu,. dari seorang yang tak sengaja berpapasan dan berpikiran liar.

 

 

-ajeng-

Minggu, 06 Oktober 2013

Sudahkah Kita Terbebas dari Penyakit Hati?

Kiat Mengatasi 8 Penyakit Hati
Judul E-book              : Kiat Mengatasi 8 Penyakit Hati
Pengarang                    : KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)
Penerbit                        : SMS Tauhiid
Tahun Terbit             : Juni 2012
Kota Terbit                 : Bandung
Jumlah Halaman       : 38 halaman
  

     Penyakit, kata ini menyiratkan suatu gejala anomali yang menjangkit pada badan. Mungkin bila kita mendengar kata penyakit, maka pikiran kita akan langsung melayang pada jenis-jenis penyakit yang sering menjangkiti tubuh manusia, Nyatanya, jenis penyakit tidak hanya bersifat konkret alias dapat dilihat secara langsung, namun ada pula penyakit yang dapat menjangkit secara diam-diam, tidak dapat dilihat tapi dapat dirasakan. Penyakit hati namanya. Jika hati sudah terjangkiti oleh virus-virus penyakit hati, maka hati akan menjadi rusak dan secara tidak langsung dapat berpengaruh pada fisik dan aktifitas ibadah kita terhadap Allah. Itulah sepenggal kalimat yang dapat ditarik dari isi e-book ini.
     E-book saya unduh dari Qbaca ini menelaah dan menjelaskan 8 ciri dan gejala penyakit hati yang seringkali hinggap pada hati manusia. Diantaranya amarah, buruk lisan, buruk sangka, cinta dunia, dendam, dengki, ghibah, dan riya’.  Pada bahasan tentang amarah, Aa Gym menjabarkan mengenai 6 kiat dalam mengendalikan amarah, yaitu:

Kamis, 03 Oktober 2013

Satu Kaset, Berjuta Cerita

Assalamualaikum,

Beberapa hari yang lalu pas nyari-nyari recorder untuk penelitian, saya tidak sengaja menemukan kaset-kaset lusuh yang teronggok di laci lemari. Kebanyakan kaset punya Om saya yang jaman saya SD pernah tinggal di Malang untuk kuliah di UMM. Karena penasaran, satu persatu kaset saya dengarkan...

Daaaann...

Di rumah sama 2 sepupu, dik Ria dan Dik Ardhi.
Poseku kayak preman.. -.-
Ada salah satu kaset yang ternyata berisi rekaman-rekaman suara keluarga kami  jaman duluu. Ini kaset yang dulu saya cari-cari, tapi nggak pernah ketemu. Mungkin sekitar jaman TK-SD. Kalau diingat-ingat sepertinya saya masih kelas 1-2 SD, kakak 4-5, dan adik masih TK. Rekamannya berisi suara kami yang narsis bernyanyi. Lagu-lagu yang yang dinyanyikan semua lagu-lagu yang kami pelajari di TK (kebetulan TK nya kami bertiga sama semua).

Ini dia beberapa rekaman yang berhasil saya convert ke mp3 dan upload di soundcloud :